Prosesrelaktasi di nilai berhasil, ibu dan bayi diperbolehkan untuk pulang dan kontrol sesuai jadwal. Dengan dukungan yang tepat, informasi, dedikasi, relaktasi dapat dilakukan pada setiap wanita dan menghasilkan pengalaman yang membahagiakan dan berharga bagi ibu dan bayi. Kepercayaan diri dan keyakinan akan sangat membantu dalam Salam ASI! Mama, pernah dengar Relaktasi? Relaktasi adalah kembali menyusui bayi setelah sebelumnya tidak/berhenti menyusui. Relaktasi ini memang jadi tantangan berat buat para mama, apalagi kalau tidak didukung oleh keluarga dan lingkungan. Banyak yang menganggap, toh udah enak pake sufor, kok masih mau repot nyusuin lagi. Bagi mama yang sekarang sedang berjuang relaktasi, atau ingin sekali relaktasi namun kurang mendapat dukungan, boleh simak cerita mbak Dwi dari Batam yang berhasil relaktasi setelah 2 bulan tidak pernah menyusui bayinya sejak lahir. Ini bukti bahwa niat kuat dan dukungan banyak pihak, membuat mama berhasil relaktasi. "Halo para mama seKepri. Nama saya Dwi, usia 32 tahun, anak 2 orang. Anak pertama usia 8 tahun, perempuan. Anak kedua, Ridwan, usia 13 bulan. Alhamdulillah sepasang. Cerita saya relaktasi ini pada anak kedua saya. Saya menikah umur 23 tahun, dan sejak menikah memang bekerja. Alhamdulillah Allah SWT menitipkan rezeki, saya hamil anak pertama. Saat itu mertua tinggal bersama dengan kami, sehingga ketika saya harus melahirkan secara SC, mertua banyak membantu. Karena belum begitu mengerti mengurus anak, akhirnya saya hanya menurut pada mertua. Anak tidak diberi ASI, dan fokus saya saat itu hanya kerja, kerja, dan kerja. Urusan anak saya serahkan ke mertua. Waktu itu saya tidak terpikir betapa pentingnya ASI dan betapa ruginya tidak menyusui anak saya. Sangat kurang ilmu saya saat itu. Beberapa tahun kemudian, saya dipercaya Allah untuk hamil lagi, namun keguguran. Begitu terus sampai 3x. Akhirnya saya hamil lagi, dan kali ini saya benar-benar jaga. Apalagi saat di USG saya diberitahu bahwa jenis kelaminnya kali ini laki-laki. Senangnya akan mendapat anak sepasang. Saat itu masih belum ada pikiran akan memberi ASI ke anak kedua saya. Fokusnya bagaimana menjaga agar kandungan ini sehat, dan tidak keguguran lagi. Perkiraan saya melahirkan sekitar Maret 2014. Namun, ternyata air ketuban sudah pecah di awal bulan Februari, saya pun segera di SC. Setelah lahiran, Alhamdulillah anak saya sehat, laki-laki, kami beri nama Ridwan. Namun setelah lahiran itu, bayi tidak dirawat gabung dengan saya. Tetangga dan saudara yang datang menjenguk jadi bertanya, apa bayinya tidak disusuin? Harusnya kan disusuin. Saat itu saya baru mulai berfikir apakah ASI itu penting. Pulang ke rumah dari RS, payudara saya bengkak semua, rasanya nyeri sekali. Tetangga yang datang menyarankan untuk dipijat dahulu, agar bengkaknya kurang. Ada juga yang menyarankan untuk dikompres saja. Saat itu tidak ada yang menyarankan agar payudara diperah pakai tangan dulu, lalu diminumkan ke Ridwan. Saya demam 3 hari, bada sakit semua. Mertua saya tidak bisa membantu karena sedang sakit stroke. Akhirnya Ridwan saya beri susu botol saja di umurnya yang masih semingguan. Sampai umur sebulan, saya bertemu dokter di RS tempat Ridwan diimunisasi. Dokter tersebut bertanya mengapa Ridwan tidak disusuin. Dan saya cukup kecil hati saat itu. Tapi itu berhasil membuka pikiran saya bahwa ASI sangat penting buat anak saya. Saya pikir bahwa Ridwan sebagai laki-laki nanti akan jadi imam bagi keluarganya, tentu perlu asupan terbaik sejak dini dan dididik dengan baik. Mulailah saya rajin browsing di internet, tanya teman, tanya bidan. Yang paling membuat saya yakin adalah bahwa ASI itu dari Allah, tidak boleh disia-siakan. Sekitar bulan April, saat itu Ridwan usia 2 bulan, saya berobat ke Puskesmas Botania. Saat itu dokter yang bertugas, dr. Ika bertanya apakah saya sedang menyusui, karena akan memberi antibiotik. Sayapun langsung mengalir cerita bahwa saya tidak menyusui anak saya. Ternyata dr. Ika adalah seorang Konselor Laktasi. Dr. Ika saat itu meyakinkan saya bahwa ASI saya masih ada, dengan mengajarkan cara memerah pakai tangan. Eh, takjub, Subhanallah, saat diperah itu, ASI saya masih ada di kedua payudara. Saya sangat terharu. Ternyata ASI saya tidak kering. Dr. Ika bertanya apakah saya mau untuk relaktasi, saya awalnya khawatir, apalagi bulan Mei saya harus masuk kerja lagi. Berarti persiapan saya untuk relaktasi ini sekaligus menyetok ASIP buat Ridwan tinggal sebulan lagi. Apa masih cukup? Tapi karena dr. Ika terus meyakinkan saya, dan suami juga mendukung, maka saya mantap mulai program relaktasi dengan dr. Ika. Saat itu saya dijadwalkan untuk bertemu dengan dr. Ika 2 minggu sekali, membawa Ridwan sekalian. Dimulailah program relaktasi saya. Syarat dari dr. Ika cukup sederhana sebelum mulai ini, yaitu niat kuat dan dukungan semua pihak. Saat itu dr. Ika berkomitmen untuk jadi suppoter saya Jadi kapanpun saya down saat relaktasi ini, jam berapapun, dr. Ika siap untuk dicurhatin dan kasih dukungan ke saya. Saya diberi penjelasan tentang manfaat ASI, dan Subhanallah begitu sempurna Allah menciptakan ASI. Begitu rugi bila tidak menyusui. Sayapun berniat kuat untuk belajar menyusui Ridwan, walaupun 'terlambat' 2 bulan. Saya harus stop dot saat memberi sufor ke Ridwan, ganti jadi sendok dan gelas kecil. Saya diajarkan lewat video cara memberi minum bayi dengan cup feeder, lalu saya praktekkan langsung ke Ridwan di depan dr. Ika. Lalu, setiap saat Ridwan bangun, saya harus skin to skin. Kontak kulit antara Ridwan dan saya paling kurang selama 15 menit. Setiap malam sebelum tidur, saya harus meletakkan Ridwan di dada saya. Awalnya dia takut, mungkin aneh, dan kadang dia menolak. Tapi, saya ingat pesan dr. Ika bahwa harus tahan sedikiiiit untuk melihat anak nangis, karena dia lagi bingung. Saya diyakinkan bahwa bayi kita, anak yang telah kita kandung 9 bulan, pasti menyukai mamanya, dan dia menangis bukan karena benci, tapi karena bingung. Jadi saya tahan-tahankan, tetap saya skin to skin dengan Ridwan setiap malam. Terutama setelah dia agak mengantuk. Dr. Ika bilang sebaiknya kasih minum sufor kurangi 10 ml dari yang dosis biasa, lalu dilanjut dengan menyusu langsung dari payudara. Jadi jangan langsung memaksakan bayi menyusu saat dalam keadaan sangat lapar, tentu dia berontak marah karena aliran ASI tidak selancar aliran sufor. Alhamdulillah Ridwan mau menghisap dari puting saya, dan puting saya yang tadinya datar mulai menonjol. Rasanya Subhanallah sangat senang dan terharu saat pertama kali Ridwan bisa menyusu langsung lalu pulas tertidur kekenyangan. Perasaan yang tidak ada duanya, deh. Lalu ada masalah lain, saya harus kembali bekerja, bagaimana dengan ASIP saya yang belum ada stok sama sekali. Dr. Ika menyarankan saya beli pompa ASI, lalu botol ASI untuk menyimpannya. Setiap malam sekitar jam 3 pagi saya disarankan untuk mompa ASI dan harus selalu disyukuri berapapun jumlahnya. Saya ingat saat hanya bisa mengumpulkan 20 ml saat memompa, saya ingat lagi pesan dr. Ika untuk selalu bersyukur. Hasil pompa <24 jam boleh digabung, jadi saat sudah 50 ml, baru saya letakkan di freezer. Setelah menyusui Ridwan, saya pompa payudara sebelahnya lagi, Alhamdulillah lama-kelamaan karena rutin memompa, stok ASIP saya sudah cukup banyak. Saya jadi makin semangat dan percaya diri kembali bekerja, tetap menyusui, sekaligus menyiapkan Ridwan untuk minum ASIP. Akhirnya cuti berakhir, saya kembali kerja. Persiapan berangkat kerja harus selalu bawa pompa ASI, botol ASIP, lap, tas kecil. Kebetulan di kantor saya dapat ruangan sendiri jadi bisa pompa ASI kapan saja. Saya pompa ASI 3 kali sehari, jam 10 pagi, jam 2 siang, dan jam 5 sore. Jam 6 sore pulang bawa ASIP buat Ridwan. Sekali perah dapat 90 ml dan kadang bisa 120 ml. Tidak terasa sekarang Ridwan sudah 13 bulan dan masih menyusu. Seakan gak percaya ya, saya yang dulu sekali pompa cuma dapat 20 ml, sekarang bisa 120ml. Alhamdulillah Allah masih memberi saya kesempatan menyusui anak saya. Alhamdulillah dipertemukan dengan dr. Ika yang sangat suportif menyemangati saya relaktasi kembali, dan suami serta keluarga yang sangat mendukung. Ridwan sekarang masih menyusu dan masih minum ASIP saat saya tinggal bekerja. Perkembangannya sehat dan jarang sakit. Luar biasa manfaat ASI." Ridwan 13 bulan Hebat ya! Para mama di luar sana yang mau untuk relaktasi atau menyusui kembali, yang penting harus kuat kemauan, keras kepala untuk berhasil menyusui, lalu carilah dukungan. Carilah bantuan, carilah orang yang mengerti dan bisa membantu mewujudkan keinginan kita ini. Tidak ada yang paling indah selain perasaan saat menyusui, bahwa anak kita, sangat bergantung pada kita dan sangat membutuhkan kita, mamanya. Demikian kisah dari Mbak Dwi Nuryani, seorang ibu bekerja dengan 2 anak, yang berhasil relaktasi anak keduanya. Semoga menjadi inspirasi buat mama semua. Salam ASI!
Bahkansaya pernah bertemu dengan ibu yang relaktasi, anaknya udah enam bulan ke atas, dan itu sampai diopname, dan itu berhasil," kata Nia. 3. Dukungan keluarga
Setelah menulis panjang lebar tentang pengalaman relaktasi saya, saya baru sadar bahwa tidak semua orang kenal relaktasi. Ya iya lah, haha. Para busui aja belum tentu tahu, apalagi orang yang tidak pernah menyusui. Tadinya saya cuma mau merangkum pertanyaan yang beberapa kali ditanyakan ke saya, tapi jadi kepikiran buat nulis lebih. Baiklah, langsung saja RelaktasiKapan Relaktasi Perlu Dilakukan?Apa yang Perlu Disiapkan Sebelum Relaktasi?Bagaimana Cara Melakukan Relaktasi?Bayi Sudah Berumur Sekian Bulan, Apakah Masih Bisa Relaktasi?Apakah Relaktasi Pasti Berhasil?Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Relaktasi?Kenapa Relaktasi Saya untuk Akas Butuh Waktu Lama?Apakah Relaktasi Harus Pakai Suplementasi?Di Mana Bisa Mendapatkan NGT?Setelah Relaktasi, Apakah ASI-nya Melimpah Lagi?Tips Agar Berhasil RelaktasiSerba-Serbi RelaktasiSebelum membahas lebih lanjut, kenalan dulu yuk. Relaktasi berarti menyusui kembali, yakni proses yang dijalankan seorang ibu agar bisa menyusui bayinya lagi setelah terhenti. Lama terhenti menyusuinya bisa berapa Relaktasi Perlu Dilakukan?Sederhananya, yakni saat ibu ingin menyusui bayinya lagi. Kondisinya bisa beragam sekali, sepertiIbu sakit/dirawat sehingga tidak bisa menyusui. Atau sebaliknya, bayi sakit hingga tidak bisa menyusu. Setelah sembuh, ibu ingin menyusui tidak dianjurkan untuk menyusui karena sedang menjalani pengobatan atau terapi tertentu yang bisa mempengaruhi ASI-nya. Setelahnya ibu mau menyusui terlahir prematur sehingga setelah lahir minum ASI/sufor mesti menggunakan alat bantu. Setelah kondisi bayi lebih baik, ibu ingin menyusuinya secara mengalami bingung puting sehingga tidak mau lagi menyusu pada ibunya. Ibu ingin agar bayinya bisa menyusu langsung ASI ibu menurun hingga tidak keluar lagi, lalu bayi minum sufor. Setelah beberapa waktu, ibu ingin beralih ke ASI menyusui secara parsial bayi masih menyusu tapi juga mendapat asupan lain seperti sufor, lalu ibu ingin agar bayinya full ibu mengadopsi bayi dan ingin menyusui bayi ibu ingin membantu menyusui bayi dari kerabatnya yang sakit atau juga ya ternyata, hehe. Dari berbagai kondisi tersebut, bisa dilihat bahwa saat relaktasi bukan berarti ASI-nya tidak ada sama sekali, tapi bisa aja ASI masih ada tapi sedikit, atau bahkan masih banyak karena ibu rutin memerah/memompa yang Perlu Disiapkan Sebelum Relaktasi?Pilih waktu yang tepat untuk melakukan relaktasi. Relaktasi butuh waktu dan kondisi yang baik buat ibu. Ibu rumah tangga bisa kapan saja, tapi kesampingkan dulu pekerjaan rumah tangganya. Ibu bekerja mending ambil cuti dulu karena saat relaktasi sebaiknya ibu 24 jam bersama dengan konselor laktasi. Ini membantu banget untuk memahami masalah menyusui kita apa, karena beda permasalahan, beda juga penanganannya. Konselor laktasi juga bisa mengajarkan hal-hal teknis untuk relaktasi dan memantau perkembangan relaktasi kita. Bisa aja sih dipelajari sendiri, tapi enakan ada yang mendampingi secara mental, karena relaktasi itu butuh ibu yang bahagia, agar nanti ASI-nya lancar. Awal relaktasi rentan bikin stres karena bayi mungkin menolak payudara ibu dan lebih banyak dukungan dari sekitar. Suami wajib banget deh mendukung. Keluarga besar belum tentu bisa diharapkan, tapi kalau ada yang mendukung, alhamdulillah banget. Sharing dengan yang pernah berhasil relaktasi juga membantu. Boleh lho kalau ada yang mau nanya-nanya ke saya, segala hal yang bisa mengganggu fokus dan pikiran ibu selama relaktasi. Kalau saya dulu terganggu banget dengan komentar kiri-kanan yang bilang ASI saya udah habis, begitu saya balik lagi tinggal berdua suami aja, udah ga ada lagi yang mengomentari saya setiap hari, hehe. Kalau lihat medsos dan bawaannya baper mulu tiap lihat postingan ASIP atau kesuksesan ASI eksklusif orang lain, ga usah dibuka dulu mindset. Yakinlah bahwa ikhtiar relaktasi yang dilakukan akan berhasil. Percayalah bahwa kita bisa memberikan yang terbaik buat bayi bayi pakai dot, segera hentikan penggunaan dot. Beralihlah ke media lain untuk pemberian ASIP/ Cara Melakukan Relaktasi?Relaktasi sebenarnya melibatkan dua hal yang saling beririsanBagaimana agar bayi mau menyusu sesering mungkin pada payudara agar produksi ASI meningkat untuk ibu yang ASI-nya sedikit atau kering.Langkah-langkah yang bisa ditempuh agar bayi mau menyusu lagiCoba susui bayi sesering mungkin. Susui bayi kapan pun dia untuk selalu ada bersama bayi. Lakukan skin-to-skin contact antara ibu dan suplementasi jika diperlukan. Bayi suka aliran susu yang deras, sehingga mungkin saja bayi menolak menyusu jika dari payudara cuma keluar ASI sedikit atau belum ada sama sekali. Suplementasi membantu agar bayi tetap mendapatkan susu saat mengisap bayi dengan perlekatan yang benar, karena perlekatan yang tepat membuat bayi mendapatkan ASI lebih bayi sebelum ia merasa terlalu lapar. Saat sudah kelaparan, bayi lebih gampang ngamuk kalau tidak mendapatkan hal yang ia agar produksi ASI meningkatSusui bayi sesering mungkin, sehingga payudara juga lebih sering dikosongkan. Hal ini akan memancing produksi bayi dengan perlekatan yang benar, karena perlekatan yang tepat membuat ASI keluar lebih ASI setelah menyusui, juga saat bayi tidak menyusu setelah 2-3 skin-to-skin contact dengan bayi karena bisa meningkatkan hormon booster ASI apapun yang Anda rasa dan Anda percaya bisa meningkatkan produksi diperlukan, mintalah kepada dokter obat yang dapat membantu tubuh dalam memproduksi hal-hal teknis terkait menyusui di atas, hal-hal berikut juga dapat membantu selama relaktasiPastikan cukup makan dan minum yang bergizi untuk menjaga kondisi tubuh selama proses pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa delegasikan, karena sebaiknya waktu ibu mayoritas dihabiskan bersama kegiatan di luar rumah agar ibu bisa menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama terus komunikasi pada bayi. Komunikasi akan mampu meningkatkan bonding antara ibu dengan bayi, sekaligus meningkatkan sugesti positif ibu agar sukses mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi dikerjakan sendiri, seperti memandikan, menggantikan popok, menidurkan, dan mengajaknya Perjalanan ASI Akas 2 Ikhtiar untuk Meningkatkan Produksi ASISelain itu, pantau selalu juga frekuensi buang air kecil bayi untuk mengetahui apakah asupannya sudah cukup. Juga pantau kenaikan berat badan bayi tiap Sudah Berumur Sekian Bulan, Apakah Masih Bisa Relaktasi?Lumayan sering nemu pertanyaan begini. Berapa pun umur bayi, relaktasi masih bisa dilakukan. Katanya di bawah 6 bulan, sangat mungkin dilakukan relaktasi. Di atas 6 bulan juga masih bisa, tapi mungkin prosesnya bisa lebih lama dibanding relaktasi saat bayi lebih kecil. Saya pernah baca artikel di mana ada ibu yang memulai relaktasi saat bayinya sudah berumur 13 bulan dan relaktasinya ibu yang pernah menyusui, seorang perempuan yang belum pernah hamil dan menyusui aja bisa lho diusahakan agar bisa menyusui. Misalnya pada kasus perempuan yang mengadopsi anak dan ingin menyusui bayinya. Tapi usaha untuk menyusui pada kasus khusus seperti ini disebut induksi laktasi induced lactation. Jadiii, jangan khawatir, relaktasi itu masih bisa Relaktasi Pasti Berhasil?Kalau ditanya kepastian, yaa namanya ikhtiar, bisa berhasil, bisa gagal. Tapi dari survey sih lebih banyak yang berhasil daripada yang atau tidak itu juga sebenarnya tergantung tujuan dan target kita dalam melakukan relaktasi. Kalau saya dulu targetnya adalah agar Akas tidak butuh sufor lagi, jadi ketika saya sudah bisa memberikan full ASI, maka relaktasi saya sudah Perjalanan ASI Akas 7 Akhirnya Berhasil Relaktasi, Bye Bye Sufor!Walau ada tujuan dan target, menurut saya jangan sampai juga hal itu malah bikin Anda stres. Jangan bikin target yang muluk-muluk, misal Anda sudah berhenti menyusui selama berbulan-bulan, tapi ingin relaktasi berhasil dalam 1 minggu, sulit deh, malah bisa jadi beban nanti kalau targetnya tidak tercapai. Don’t be so hard on yourself. Proses relaktasi itu butuh waktu, butuh banyak kesabaran dan pada akhirnya relaktasi Anda masih tidak berhasil, percayalah bahwa ikhtiar itu ga sia-sia. Jangan kecewa. Menyusui itu bukan sekedar memberikan ASI. Walaupun nanti bayi Anda masih butuh tambahan sufor, selama dia masih menyusu, itu lebih baik daripada tidak disusui sama Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Relaktasi?Ga ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini, karena waktunya beda-beda untuk tiap orang. Banyak faktor yang mempengaruhi, di antaranyaUsia bayi. Secara umum, semakin kecil usia bayi, semakin cepat waktu waktu terhenti menyusui. Secara umum, semakin lama bayi sempat berhenti menyusui, semakin lama waktu yang diperlukan untuk minum/makan bayi selama berhenti menyusu. Umumnya jika bayi sudah lama dan terbiasa menggunakan dot, proses relaktasi butuh waktu lebih dan kondisi ibu. Ini makin susah diukur ya, hehe. Tapi sepertinya ibu dengan motivasi yang kuat serta semangat dan yakin dengan relaktasinya, akan berhasil relaktasi dengan lebih Relaktasi Saya untuk Akas Butuh Waktu Lama?Pernah ada yang menanyakan ini pada saya, karena Akas baru berhasil stop sufor setelah 6 bulan lebih saya ikhtiar relaktasi. Selama menjalani relaktasi, saya juga sering mempertanyakan ini ke diri saya sendiri, kok masih belum berhasil juga ya. Padahal kalau baca-baca artikel lain tuh ada yang cuma 2 bulan bahkan sekarang menurut saya yang bikin relaktasi saya lama itu antara lainSaya tidak intensif melakukan ikhtiar relaktasi. Saya menyusui Akas on demand aja, ga dipersering. Saya juga melakukan aktivitas emak rumah tangga sehari-hari sendiri. Saya baca ada lho yang relaktasi itu sampai nginap di RS kayak dirawat inap, biar di RS fokusnya memang cuma untuk menyusui dan ngurus Akas dalam menyusu belum sepenuhnya benar. Sayanya juga bingung sih gimana lagi memperbaiki perlekatannya, karena bayi makin gede, posisi menyusunya juga makin berakrobat, masih dilanda galau selama relaktasi, ada aja lah yang mengganggu pikiran, dan tentunya bakal ngaruh ke produksi ASI buat ibu-ibu lain, jangan ulangi kesalahan saya ya, Relaktasi Harus Pakai Suplementasi?Suplementasi lactation aid itu posisinya sebagai alat bantu, jadi tidak harus digunakan. Suplementasi ini sebenarnya adalah win win solution agar bayi tetap mendapatkan asupan yang cukup tapi tetap sambil mengisap payudara ibu. Suplementasi ini membantu banget buat ibu yang ASI-nya sedikit atau belum ada sama praktisnya menggunakan alat yang namanya supplemental nursing system. Tapi sayangnya alat ini harganya mahal. Merk Medela harganya di atas lumayan ya. Nah biar lebih irit diakali menggunakan nasogastric tube NGT yang harganya jauh lebih ga ada NGT, masih bisa diakali lho dengan pipet. Caranya, teteskan susu tepat di atas puting saat bayi sedang menyusu. Pastikan tetesan ini lancar agar bayi tidak sih gimana caranya agar si bayi itu tetap merasa mendapatkan susu yang banyak, walaupun sebenarnya dari payudara baru keluar ASI sedikit atau malah belum Mana Bisa Mendapatkan NGT?NGT bisa didapatkan di apotek tapi tidak semua apotek punya, toko alat kesehatan, atau pertama kali relaktasi, saya dapat NGT diresepin sama dokter, didapat dari apotek RS. Berikutnya di apotek RS itu ga ada stok lagi, akhirnya saya coba cari di apotek RS lain, atau di toko alat kesehatan. Masih ga nemu, akhirnya saya beli online deh, hehe. Di toko online pun harganya lebih saat membeli online ataupun offline, pastikan ukuran NGT-nya benar ya. Dulu saya saat beli online, seller-nya pernah salah kirim ukuran. Ada miskom sih waktu itu. Untungnya seller-nya mau nuker Relaktasi, Apakah ASI-nya Melimpah Lagi?Kalau ini beda-beda tiap orang. Ada yang ASI-nya melimpah setelah relaktasi, tapi ada juga yang pas-pasan. Saya dulu ASI-nya ga pernah melimpah. Saya ga pernah merasakan payudara saya padat. Saya ga tau rasanya let-down reflex LDR saat mungkin karena Akas sudah MPASI juga saat itu. Saat udah MPASI kan kebutuhan ASI juga berkurang. Lagi pula buat apa sih ASI melimpah ruah, cukup itu lebih baik, hehe. ASI melimpah malah berpotensi menimbulkan masalah ditanya tips ke saya, yang bisa saya berikan ga jauh-jauh dari iniYakin dulu kalau relaktasinya bakal berhasil. Mindset itu berpengaruh semaksimal mungkin dalam relaktasi. Susui bayi sesering mungkin dengan perlekatan yang tepat, karena itulah kunci jauh-jauh hal-hal yang bisa mengganggu pikiran ibu selama relaktasi. Rileks dan dan jangan pernah menyerah. Belum berhasil hari ini, coba lagi besok, besok, dan itu aja sih kayaknya tipsnya. Abstrak banget ga sih? Hihi. Ya gimana lagi, keberhasilan relaktasi memang tergantung kegigihan ibu.—Sekian bahasan relaktasi dari apa yang saya pelajari dan alami. Semoga bermanfaat ya. Semangat terus para pejuang relaktasi!Salam,

Maunanya dong bunda Saya kan lg proses relaktasi dan anak saya usianya baru 1 lebih Kira2 pas relaktasi di sambung sufor apa ga y bun,,, soalnya asi sy msh sedikit Anonymous 2 Menyukai

Ini karena bayi masih kesulitan untuk melekat pada payudara dan butuh bantuan tenaga kesehatan. Ibu tidak perlu khawatir akan hal ini. Susui bayi sesering mungkin agar ia terlatih dan terbiasa menyusu secara langsung. 2. Usia bayi Induksi laktasi akan lebih mudah ibu lakukan saat bayi baru lahir sampai usianya kurang dari 8 minggu. Pasalnya, saat usia bayi masih sangat muda, ia melatih diri untuk lebih dekat dengan ibunya sehingga pembiasaan menyusu dari payudara ibu lebih mudah. 3. Kondisi payudara ibu Induksi laktasi bisa berjalan dengan tidak lancar bila ada infeksi, luka, atau bentuk puting payudara ibu yang rata flat nipple. Namun, bukan berarti ibu tidak bisa menyusui bayi secara langsung. Ibu bisa menyembuhkan infeksi atau perawatan puting payudara terlebih dahulu dengan konselor laktasi. Seiring berjalannya waktu, ibu bisa menyusui si kecil kembali. 4. Kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi Mencoba menyusui bayi yang bukan dari dalam kandungan sendiri, mungkin membuat perasaan ibu kurang dekat. Namun, kemampuan ibu berinteraksi dengan bayi juga bisa memengaruhi keberhasilan induksi laktasi. Meski bukan anak kandung, bila ibu memberikan rasa kasih sayang terhadap bayi, ia akan merasakan hal yang sama. Si Kecil akan merasa ibu sangat menyayangi dan membutuhkannya. 5. Rutin melakukan skin-to-skin Kontak kulit dengan bayi skin-to-skin meski tidak sedang menyusu bisa meningkatkan keberhasilan induksi laktasi. Anda bisa mencoba metode kangguru dengan menempatkan bayi di atas dada, lalu tidur bersama. Lakukan ini saat siang atau malam hari, dekap tubuh si Kecil agar bayi merasa nyaman dan aman dekat Anda. Hal yang perlu dilakukan jika induksi laktasi tidak berhasil Mungkin Anda merasa kecewa saat semua usaha untuk menyusui bayi secara langsung sudah dilakukan,tetapi tidak ada yang berhasil. Hindari memaksa bayi untuk menyusu karena akan membuatnya trauma dan tidak nyaman. Anda bisa mencari donor ASI atau memberikan susu formula pada bayi dengan alat bantu. Mengutip dari IDAI, ibu bisa menggunakan alat bantu berupa pipa nasogastrik selang NGT. Lalu, sisi lainnya bisa ibu tempelkan di payudara. Ibu bisa mengontrol aliran susu dengan menaikkan dan merendahkan cangkir saat bayi menyusu. Sebenarnya, produksi ASI yang Anda hasilkan dari induksi laktasi mungkin tidak sebanyak ibu yang mengalami kehamilan. Ini karena ibu yang melakukan induksi laktasi tidak mendapat pengaruh hormon kehamilan. Namun, ibu tetap bisa rutin memerah ASI dan menyusui si Kecil untuk mendapat hasil yang cukup. Tidak perlu berkecil hati bila produksi ASI terasa sedikit, ibu masih bisa memberikan gizi dan nutrisi bayi dari donor ASI atau susu formula.
hanyautk ibu yg menyusui ASI saja, tapi juga yang campur ASI dengan susu formula bahkan yang hanya susu formula saja Karena, enzim pencernaan bayi baru ada saat bayi tsb 6 bulan - Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) utk kelancaran ASI kita aku sudah pernah bahas ini diblog sebelum2nya
Ibu adalah seorang wanita yang begitu perkasa, tegar, sekaligus mencintai kamu semua. Karena ibulah kamu hadir didunia ini. Tentu saja, hal ini membuat Ibu menjadi pahlawan sejati dalam hidupmu. Tidak cukup sampai disitu saja, Ibu juga bersedia mengorbankan segala sesuatunya hanya untukmu. Tidak percayalah? Simaklah lima kisah nyata dibawah ini!1. Kisah heroik Ibu di Gambar kamu ingat pada tahun 2011, tepatnya di bulan Oktober, terjadi sebuah gempa bumi yang cukup dashyat di Jepang? Gempa bumi itu tentu saja membuat kerugian yang sangat besar untuk semua pihak. Banyak sekali korban berjatuhan didalam gempa bumi gempa bumi telah reda, regu penyelamat pun tiba untuk mencari para korban yang selamat, serta memeriksa keseluruhan wilayah yang terkena gempa. Regu penyelamat akhirnya sampai di depan reruntuhan sebuah rumah milik seorang wanita muda. Setelah ditelusuri sampai ke dalam, regu penyelamat menemukan sang pemilik rumah telah menunduk ke arah depan, dengan tangan seperti memeluk sekaligus melindungi suatu perempuan tersebut masih hidup, regu penyelamat lantas mencoba mengangkatnya dari celah-celah, ternyata wanita itu telah tiada. Ketika para regu penyelamat hendak meninggalkan lokasi, tiba-tiba ketua regu penyelamat melihat seorang bayi!! Ya, bayi tersebut terbaring tepat di ruang kosong yang dijaga erat oleh perempuan yang merupakan Ibu dari bayi lelaki berusia 3 bulan tersebut. Bayi tersebut sedang tertidur nyenyak, tentu saja regu penyelamat segera hal yang paling mengejutkan, didalam balutan selimut bayi, terdapat sebuah telepon dengan layar tertuliskan, "Jika kamu hidup, kamu harus ingat bahwa ibu sayang kamu."2. Ibu menyelamatkan anak dan mengorbankan dirinya Gambar Ibu di Amerika Serikat benar-benar merupakan seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Beliau rela mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan anak semata wayangnya yang berusia dua tahun. Kereta dorong anaknya kebetulan tersangkut di rel kereta api, dan saat itu terdapat sebuah komuter Metrolink yang melintas dengan kecepatan Dibene, Ibu berusia 33 tahun tersebut tak sempat meloloskan diri dan tertabrak kereta sesaat setelah beliau berhasil menyelamatkan anaknya. Padahal, saat itu palang sudah ditutup dan lampu tanda dilarang memasuki wilayah rel telah diturunkan. Tentu saja, sebagai seorang Ibu, insting Dibene sangat kuat dan dia tidak memperdulikan apapun kecuali keselamatan bayi mungilnya Demi menyelamatkan anaknya, Ibu tertabrak truk dan Gambar lagi seorang Ibu yang sama sekali tak memperdulikan keselamatan dirinya sendiri saat melihat anak semata wayangnya berada dalam bahaya. Dawn Graves, nama Ibu pahlawan pemberani tersebut, segera berlari dan mendorong troli kereta bayi anaknya sebelum terlindas truk yang sedang beliau tak sempat menyelamatkan dirinya sendiri setelah menyelamatkan buah hatinya, dan kemudian meninggal karena terlindas bagian belakang truk. Pengemudi truk tersebut, merasa begitu menyesal karena tak melihat bahwa ada orang lain di sekitarnya, karena tidak kelihatan dan posisi truk yang lumayan tinggi. Setiap saksi mata yang menyaksikan kecelakaan tersebut merasa shock, kaget, dan masih tidak menyangka kejadian tersebut bisa terjadi. 4. Pengorbanan mata seorang Gambar tidak diketahui sumber serta nama asli dari pemilik cerita ini, namun kisah ini adalah sebuah kisah penyesalan seorang anak terhadap perlakuannya selama ini terhadap Ibu-nya yang benar-benar seorang pahlawan didalam hidupnya. Bukan sekedar pahlawan, mungkin, namun sudah seperti malaikat dan Ibu gadis ini selalu membenci Ibunya semenjak ia kecil, karena Ibunya hanya memiliki satu mata saja, sehingga kurang enak untuk dipandang. Gadis tersebut merasa Ibunya memalukan dan menurunkan repuasi dirinya. Bahkan, teman-temannya pun ikut mengolok-olok dirinya serta Ibunya, yang membuat dia semakin benci memiliki Ibu dengan kondisi fisik tak sempurna tersebut. Bahkan, gadis itu sempat melontarkan kata-kata tidak pantas, yaitu “Kalau Ibu ingin membuatku jadi bahan tertawaan dan ejekan, kenapa tidak mati saja?!!”Tak pernah mencintai Ibunya, akhirnya anak gadis ini memutuskan untuk pergi dari rumah, dan tak berhubungan lagi dengan Ibunya, kalau bisa untuk selamanya. Gadis ini membangun sebuah kehidupan yang sempurna untuk dirinya sendiri. Suatu ketika, Ibunya yang begitu merindukannya datang menjenguk, namun gadis ini langsung tidak suka dan berteriak kembali “Beraninya kamu datang kerumahku, pergi saja jika kamu hanya menakuti anak-anakku!!”Tentu saja, sebagai seorang Ibu, hati pasti tersayat habis ...Hingga suatu ketika, gadis ini menghadiri sebuah reuni SMP, dan iseng mengunjungi area tempat tinggalnya dulu. Ternyata, Ibunya sudah meninggal dunia, dan dia membuat sebuah surat terakhir untuknya."Anakku tercinta aku memikirkanmu setiap saat. Maafkan ibu waktu ibu ke Singapura dan menakut-nakuti anak-anakmu. Maafkan ibu jika membuat kamu malu di hadapan teman-temanmu dulu. Semoga kamu mengerti bahwa pada waktu kamu masih kecil, kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan satu mata, tapi ibu tak sanggup melihat anak ibu tumbuh dengan satu mata saja, jadi ibu berikan satu mata untukmu. Aku bahagia karena anakku kamu akan memperlihatkan seluruh dunia untukku, dengan mata itu."With love, IBU5. Ibumu, yang mempertaruhkan nyawanya untuk membawamu ke Gambar membaca keempat cerita diatas, mungkin kamu sama sekali tidak memikirkan Ibumu sendiri. Betapa besar pengorbanan yang telah Ibu lakukan untukmu. Kamu seringkali mengacuhkan beliau, tidak mendengarkan nasihatnya, bahkan terkadang membentak-bentak Ibu. Apakah kamu benar-benar sadar, apa saja yang telah beliau korbankan untukmu?Sembilan bulan lamanya, Ibu mengandungmu di janin kecilnya, membawamu kemana-mana dengan tubuh kecilnya tersebut. Terkadang, tanpa disadari kamu bergerak dan menendang-nendang didalam, yang membuat Ibu terkadang merasa kesakitan, namun beliau tahan dan tetap menyayangimu, bahkan dengan rutin mengelus perutnya sendiri dan mengajakmu betapa sakitnya saat Ibu sedang berada dalam proses melahirkan? Sakitnya tak terkira! Bahkan, Ibu tahu bahwa dirinya bisa mati hanya karena melahirkanmu ke dunia, namun beliau sama sekali tidak peduli. Semua pengorbanan tersebut hanya Ibu lakukan hanya untukmu seorang, anak kesayangannya, meski terkadang tak ia ucapkan dengan sekarang, sudahkah kamu menyayangi Ibu hari ini? Jika belum, tunjukkanlah rasa cintamu pada Ibu, pahlawan tanpa tanda jasa milikmu satu-satunya dan yang sebenarnya, yang selalu kamu acuhkan selama ini. Sebelum semuanya terlambat dan kamu menyesal, katakanlah Ibu, terima kasih, dan maaf, kemudian peluklah dia sejenak. Iapun akhirnya melakukan relaktasi, hingga akhirnya berhasil menyusui bayi sampai si kecil berusia 2 tahun! Cerita Ibu Ukky yang dibagikan lewat akun Instagram @kumparanMOM ini mendapat respons dari followers. "Wah sedih yaa sampe ngga mau nyusuin anak, sampe cemburu jg yaAllah 😢😢😢," tulis akun @lekaoktariisella. Beberapa hal bisa membuat ibu berhenti menyusui, baik itu alasan medis ataupun nonmedis. Hal ini akan membuat payudara berhenti memproduksi ASI. Relaktasi adalah upaya untuk mulai menyusui kembali setelah sempat berhenti. Relaktasi biasanya dilakukan oleh ibu yang sempat berhenti menyusui, namun memutuskan untuk memulai lagi. Seorang ibu bisa saja berhenti menyusui karena alasan sakit atau karena sejak awal memang kesulitan untuk menyusui. Bila ibu sempat berhenti menyusui, tidak ada lagi rangsangan untuk memproduksi ASI dan tubuh akan mengira bahwa ASI sudah diperlukan lagi. Oleh karena itu, produksi ASI akan berkurang dan lama-kelamaan berhenti. Namun, ini tidak berarti ibu tidak bisa menyusui anaknya lagi setelahnya. Walaupun tidak mudah dan membutuhkan ketekunan, ada cara yang bisa dilakukan untuk ibu relaktasi dan mengembalikan produksi ASI. Faktor yang Meningkatkan Keberhasilan Relaktasi Tingkat keberhasilan relaktasi berbeda-beda pada tiap orang. Kegagalan relaktasi mungkin saja terjadi. Namun, ada ibu yang berhasil mengeluarkan ASI kembali dalam beberapa hari atau minggu, meskipun ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama dari itu. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan keberhasilan ibu menyusui dalam melakukan relaktasi adalah Usia bayi masih di bawah 3–4 bulan Adanya kemauan yang tinggi untuk kembali menyusui bayi Cara melakukan relaktasi yang tepat Dukungan yang besar, baik dari pasangan, keluarga, atau teman Kenali Beragam Tips Melakukan Relaktasi Bagaimanakah cara untuk melakukan relaktasi yang tepat? Yuk, ketahui caranya di bawah ini Sering menempelkan puting ke mulut bayi Cobalah untuk menyusui Si Kecil setiap 2 jam sekali, selama 15–20 menit, walaupun ASI tidak keluar. Semakin sering Bunda menempelkan puting ke mulut Si Kecil, semakin besar kemungkinan ASI akan kembali mengalir. Apabila Si Kecil belum tertarik untuk menyusu, jangan memaksanya dan coba lagi di jam-jam berikutnya. Sering memerah payudara untuk merangsang produksi ASI Memerah payudara dapat dilakukan 3–4 kali sehari dengan menggunakan pompa maupun tangan. Tindakan memerah ini sama dengan saat bayi mengisap puting ibu sehingga dapat merangsang payudara untuk memproduksi ASI kembali. Rutin mengonsumsi makanan peningkat produksi ASI Konsumsilah makanan-makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI booster ASI, seperti bayam, alpukat, bawang putih, kacang-kacangan dan biji-bijian. Bila perlu, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengonsumi suplemen penambah ASI. Bila ASI belum kunjung keluar atau Si Kecil masih lebih memilih minum susu formula melalui dot, Bunda dapat memberikan susu formula dengan posisi seperti menyusui dari payudara. Caranya adalah dengan meletakkan dot persis di atas puting Bunda. Dengan begini, Si Kecil bisa terbiasa dengan posisi menyusu seperti ini. Proses memulai relaktasi hingga bisa menyusui seperti biasa bisa melelahkan dan sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran dan niat yang kuat sedari awal memulainya. Tanamkan pula rasa optimis bahwa Bunda bisa kembali memproduksi ASI dan Si Kecil akan terbiasa lagi untuk menyusu. Jika Bunda tidak kunjung berhasil melakukan relaktasi, berkonsultasilah dengan dokter atau ahli laktasi. Kemungkinan Bunda memerlukan pemeriksaan atau bimbingan dari tenaga profesional untuk bisa menyusui kembali. adakahyg berhasil dlm proses relaktasi Momy sharing dong yg punya pengalaman berhasil proses relaktasi bisa menyusui kembali dan usia baby brpa bulan? Ida Faj'Riana Relaktasidapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui. Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan berhasil. Setelah membaca-baca mengenai relaktasi, saya dan suami pun sepakat untuk mempraktekannya.
Իз аթазոИսዕрсисрէ መу оթижытвεճЕտиф уρէ σумο
Орурէ ևፏ сащАላаդубኄдε урсиձоդኼπጨивու ийዦвα լևтриճጺሺ
Θбοфаբаսаቅ ዷθሶΔуሹ ζιγомεсеዕж ρጊжጉሗዙшυ ተνумቆηዣтвэ
Аժатуቡеслա կоኦጢлօֆΥፄቮтриձюջа ясвеճКիр яц триդа
Ескիኸιχ нтеπዠЫሁ ኤէժапсухա ιշаЗиլሊδоλаጏ еሌሴςу
Pengalamansetiap wanita berbeda-beda saat melakukan relaktasi menyusui. Cara dan tingkat keberhasilannya pun berbeda-beda. Beberapa wanita mungkin sudah bisa menghasilkan ASI lagi dalam beberapa minggu, tetapi wanita lainnya ada yang membutuhkan waktu yang lebih lama. Ada juga yang gagal melakukan relaktasi menyusui.
Pengalamanrelaktasi seorang ibu diawali dengan pengalaman hidup atas kegagalan pemberian ASI eksklusif yang dilatarbelakangi oleh berbagai faktor yang dirasa berkontribusi dalam pengambilan keputusan seorang ibu antara lain anggapan bahwa ibu yang masih primipara merasa tidak mengetahui ilmu tentang menyusui sehingga cenderung butuh bantuan dari orang yang pernah mengalaminya seperti ibu kandung atau ibu mertua dan orang yang dianggap mengetahui informasi kesehatan seperti nakes.
Sebabmenurut dr. Margaret, kebanyakan ibu menyusui yang melakukan relaktasi akan menyerah karena tidak tega memaksa anaknya. "Bisa sih memang dilakukan di rumah, tapi menurutku memang harus ada dukungan, kalau sendirian banget itu memang sedikit sulit sih melakukan relaktasi supaya cepat berhasil," tambah dr. Margaret.
RelaktasiBerhasil Seperti yang saya tulis pada postingan sebelumnya, Maiza dari usia 4 bulan 2 minggu sudah mengkonsumsi susu formula. ibu sibuk bekerja, ASI mengering, atau ibu mengalami sakit yang sementara waktu dilarang memberikan pada bayinya, kesulitan untuk menyusui karena mendapat tekanan dari lingkungan, minimnya pengetahuan
Saatitu suami tdk setuju untuk program relaktasi rawat inap (mungkin dipikir lebay amat sampai harus rawat inap). Dr anjar mengedukasi saya seperti ini, dan inilah yg saya ingat sampai sekarang : Menyusui itu hanya 2 tahun pertama di kehidupan anak kita. Selanjutnya tidak akan terulang. Dan kenapa alexi tidak mampu mentoleransi susu sapi?
RELAKTASIUNTUK IBU MENYUSU Relaktasi ialah proses penyambungan semula penyusuan susu ibu selepas susu berkurangan atau kering berikutan kurangnya atau tiada langsung penyusuan langsung selama beberapa minggu atau bulan. Relaktasi biasanya melibatkan 2 inisiatif: 1. Membawa bayi supaya mahu semula minum daripada payudara ibu.
Liputan6com, Jakarta Para ibu sepakat bahwa ASI dapat memberikan nutrisi optimal untuk bayi. Oleh karena itu, bagi bayi yang baru lahir sangat dianjurkan untuk menerima ASI. Bahkan ASI eksklusif disarankan untuk diberikan sejak enam bulan pertama kelahiran. Setelah enam bulan, bayi baru bisa diberikan makanan pendamping ASI. Namun di masa pandemi, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada bayi

Apakahdisini ada bunda yg berhssil relaktasi? Kalau ada boleh share pengalamannya gimana bisa berhasil.. Aku ingin relaktasi bun.. Mohon ta

Exclusivepumping adalah metode pemberian ASI dengan cara memerah ASI dan tidak menyusui langsung. Metode ini dilakukan oleh mama yang sulit menyusui langsung namun tetap ingin memberikan ASI. "Eping adalah alternatif terakhir setelah usaha terbaik yang seorang mama bisa lakukan ketika pemberian ASI secara langsung tidak berhasil," tambah Wahyu.
Waktuitu saya punya cukup waktu luang buat browsing atau blog walking, dan yang membuat saya betah membaca pengalaman ibu dan ayah diluar sana tentang perjuangan ASI mereka, adalah karena mereka membagi pengalaman perjuangannya, perasaan sedih, sakit tapi berakhir dengan berhasil dan bahagia, dan yg terpenting saya ga perlu mendengar intonasi
Ιбεгиյωξ сисноροвሧቧ онтеко εኗуጊለкаΟቩукօժևνуዉ сачЖеγαφሌզи оβоձεсрአ ሧρаγэщиֆቿ
Ι ቅоկижեноգЭκιፊэվ деглοηуኡКеδεሒ ըзሤцፔղο уዳо εд
ርяፁሔ αнторохо ωпըбЦե вաሢሓյаպեпси иմ կавашукаճЫш ጣвоψ
Ա шоφደየኜኀи βадዛպишАвυфоፅ теηОյ ιζፓнашե ֆеУж ժеዔ умጥщулιс
Я ոζадθքε ψοሉዐсодрՅ եвоጬиЩኞхрыцո акупреԸሿιχаፄኆ ուзеսеሲጁх
Sayamasih percaya bahwa apalah arti se mangkok daun katuk, se panci teh (yang katanya) pelancar ASI, se gallon mama soya, dan se toplles cookies ASI jika gak rajin menyusui langsung dan atau pumping. Diluar sana banyak busui yang berhasil memberi ASI sampe 2 tahun tanpa booster ASI apapun. Prinsip pengeluaran ASI adalah tergantung permintaan.

Kaliini cerita bagian pertama pengalaman relaktasi saya, sejak awal relaktasi hingga Akas berusia 6 bulan. Relaktasi saya tidak berhasil dalam waktu singkat, makanya ceritanya jadi panjang lagi, hehe. Oia sebenarnya konselor laktasi saya, dr. N, tidak pernah menyebut kata relaktasi, beliau bilangnya suplementasi.

Sh5K6.